"Selamat Datang Di Blogku..."

Minggu, 28 Agustus 2011

11 Hewan Pertama Yang Hidup Di Bumi Menurut Jenisnya

1. Ichthyostega, Tetrapod Pertama, Quadruped Pertama, dan Amfibi Pertama
Ichthyostega (dalam bahasa Yunani, berati "Lempeng Ikan", "ichthyo, ikan" dan "stega, lempeng atau atap"), dinamakan demikian karena amfibi ini memiliki tengkorak yang menyerupai tengkorak ikan, merupakan hewan amfibi yang juga merupakan hewan genus tetrapod atau hewan berkaki empat dan quadruped atau hewan yang berjalan dengan empat kaki, yang pertama. Selain itu, ia merupakan fosil genus tetrapod yang pertama kali ditemukan. Ichthyostega bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, sama seperti amfibi modern, yang membantunya untuk menavigasi melalui air dangkal di rawa-rawa. Meskipun tidak diragukan lagi sebagai amfibi, Ichthyostega tidak dianggap anggota sejati dalam arti yang sempit, sebagai amfibi pertama yang hidup pada akhir periode Karboniverus.


Ichthyostega adalah satu-satunya spesies amfibi pertama yang hidup di Greenland.

Ichthyostega panjangnya 1, 5 meter (5 kaki), dan memiliki tujuh jari kaki pada kaki belakangnya. Jumlah pasti dari tungkai kaki depan Ichthyostega karena fosil tungkai kaki depannya belum ditemukan. Ichthyostega memiliki sirip pada bagian ekornya yang berguna membantunya saat ia berenang.

Ichthyostega sudah lama diduga sebagai hybrida atau peranakan dari ikan dan amfibi - ikan yang menggunakan siripnya untuk berjalan - namun, teori tidak dibenarkan.
2. Eusthenopteron, Ikan Pertama Yang Bernapas Menggunakan Paru-paru, Ikan Pertama Yang Menggunakan Siripnya Sebagai Alat Gerak Seperti Kaki
Eusthenopteron adalah genus pertama ikan lobefin. Spesies lobefin terdiri dari ikan-ikan yang menggunakan siripnya untuk berjalan di darat dan selain menggunakan insang sebagai alat pernapasan, lobefin juga menggunakan paru-paru sebagai alat pernapasan. Selain itu, lobefin juga memiliki kekerabatan dan hubungan yang sangat dekat dengan spesies tetrapod-tetrapod pertama. Awal penggambaran hewan ini adalah menunjukkan ikan ini muncul ke daratan, namun sekarang banyak ahli paleontogi menganggkap bahwa Eusthenopteron adalah hewan pelagis. Genus Eusthenopteron diketahui terdiri dari beberapa spesies yang hidup pada akhir periode Devonium, sekitar 385 juta tahun yang lalu. Sampai saat ini kira-kira sekitar 2000 spesimen Eusthernopteron telah dikumpulkan.
Perbandingan Kerangka Eusthenopteron dengan Ichthyostega
Secara anatomis, Eusthenopteron memiliki banyak kesamaan dengan spesies tetrapod. Salah satunya adalah tengkoraknya yang memiliki kesamaan dengan Ichthyostega dan Acanthostega. Seperti halnya banyak ikan tetrapodomorph (ikan yang menyerupai tetrapod) yang lainnya, Eusthenopteron memiliki lubang hidup internal yang disebut choana, yang hanya ditemukan pada hewan darat dan sarcopterygiians (ikan yang memiliki sirip berdaging). Seperti halnya sarcopterygiians yang lainnya, Eusthenopteron memiliki dua bagian tempurung yang berengsel yang berada di sendi intakranial.


Tetapi secara signifikan, sebenarnya Eusthenopteron berbeda dengan tetrapod.
3. Anomalocaris, Arthropod Pertama
Ilustasi Anomalocaris pada serial TV "Walking With Monsters"
Anomalocaris berarti "udang normal" atau "udang aneh", dinamakan demikian karena saat pertama kali ditemukan, Anomalocaris diduga sebagai keluarga udang. Fosil Anomalocaris pertama kali ditemukan di Shale Ogygopsis oleh Joseph Frederick Whiteaves, dengan contoh-contoh yang ditemukan lebih banyak lagi oleh Charles Doolittle Wallcot di Burgess Shale. Beberapa fosil ditemukan dengan bagian-bagian yang terpisah, misalnya mulut dan ekor. Karena itulah, Anomalocaris dianggapa menjadi tiga makhluk yang terpisah.

Anomalocaris diperkirakan adalah predator. Mereka mendorong tubuhnya melalu air dengan gelombang lobus yang fleksibel pada bagian sisi tubuhnya. Anomalocaris setidaknya memiliki 11 buah lobus, bagian yang paling lebar ada pada lobus ke lima. Anomalocaris memiliki kepala yang besar, dengan mata majemuk yang dapat melihat ke segala arah. Mereka memiliki bentuk mulut yang tidak biasa. Mulutnya terdiri dari 32 pelat, empat berukuran besar, sedangkan 28 bagian lainnya berukuran kecil. Bentuk mulutnya melingkar dan memiliki gigi pada bagian bawah yang bergerigi. Ekor Anomalocaris berbentuk kipas dan berukuran besar. Kemungkinan ekor tersebut juga berguna sebagai sirip atau kemudi saat ia berenang. Anomalocaris adalah predator terbesar pada masanya, panjangnya mencapai 1 meter.

Anomalocaris hidup pada periode Kambrium, di mana pada saat itu bumi hanya terisi air saja dan tidak ada daratan. Anomalocaris di Lautan Kambrium di Kanada, Cina, Utah, Australia, dan beberapa tempat lainnya.
4. Ammonite, Cephalopod Pertama
Ammonite diambil dari nama dewa Mesir Kuno, Ammon, dan kata bahasa Yunani, "nite, tanduk", yang berarti "Tanduk Ammon". Ammonite merupakan kelompok invertebrata laut dalam kelas Cephalopod, hewan moluska yang memiliki tentakel. Ammonite memiliki kepala yang besar untuk Cephalopod seukuran mereka, yang memiliki tentakel, dan juga cangkang berbentuk spiral sebagai alat pertahan diri. Ammonite dapat ditemukan hampir di seluruh dunia, mereka hidup pada awal periode Devonium hingga akhir periode Cretaceous (400-65,5 juta tahun yang lalu). Ammnoite hidup di lautan terbuka, bukan di dasar laut. 

Ukuran mereka cukup besar, dengan diameter cangkang yang beragam dari yang paling 23 cm (9 inci), sampai dengan yang terbesar yang ditemukan di Jerman yang diameternya mencapai 2,3 meter (7,5 kaki).
5. Arandaspis, Ikan Pertama dan Vertebrata Pertama
Ilustasi Arandaspis pada serial TV "Walking With Monsters"
Ikan yang bernama lengkap Arandaspis prionotolepis, merupakan salah satu spesies ikan tidak berahang yang hidup pada periode Ordovisium, sekitar 480-470 juta tahun yang lalu. Selain itu, arandaspis juga merupakan vertebrata tertua.

Arandaspis pertama kali ditemukan pada tahun 1959 oleh Alice Springs di Australia.


Arandaspis panjangnya 15 cm (6 inci), dengan tubuh yang ramping yang mencakup perisai lapis baja yang menyerupai sisik. Bagian depan tubuhnya dilindungi oleh lempengan keras. Walaupun tidak memiliki rahang, Arandaspis mungkin menggunakan penghisap atau penyaring untuk memakan jenis alga, bakteri, dan plankton.
6. Hylonomus, Reptilia Pertama
Hylonomus ("Penghuni Hutan", hylo, "hutan"-nomos, "penghuni"), merupakan reptilia tahap awal yang pertama kali hidup di bumi, mereka hidup pada akhir periode Karboniverus, sekitar 315-312 juta tahun yang lalu.


Bentuk Hylonomus menyerupai kadal modern, dengan panjang 20 hingga 30 cm, sekitar 8 inci. Ia memiliki gigi kecil yang tajam yang cenderung digunakan untuk memakan hewan yang lebih kecil darinya, seperti invertebrata kecil, serangga awal, ataupun kaki seribu.


Fosil Hylonomus ditemukan  di sisa-sisa fosil lumut di Joggins, Nova Scotia, Kanada bagian Timur.
7. Euparkeria, Biped Pertama
Ilustasi Euparkeria dalam serial TV "Walking With Monsters"
Euparkeria (berarti "Parker sejati" atau "Hewan baik Parker", namanya diambil dari seorang ahli morfologi dan ahli ilmu alami yang berasal dari Inggris, W. Kitchen Parker), reptilia tahap awal dari Afrika yang hidup pada awal periode Triassik (248-245 juta tahun yang lalu), dan spesies yang bernama lengkap Euparkeria capensis ini memiliki hubungan dekat dengan archosaurus, nenek moyang langsung dari dinosaurus.

Euparkeria memiliki tubuh yang ramping, dengan ekor yang panjang, dan tengkorak yang kecil, yang berisi gigi-gigi tajam dan kecil. Kemungkinan, Euparkeria hidup dengan memakan serangga dan hewan-hewan lainnya yang lebih kecil darinya yang bisa mereka temukan di kedalam hutan yang lebat. Fosil pertama ditemukan pada tahun 1913, namun spesimen yang terawetkan yang lebih baik lagi ditemukan di tahun 1924.

Euparkeria adalah reptilia terkecil pada masanya, dengan panjang 60 cm (24 inci)-1 meter (3 kaki). Euparkeria memiliki kaki belakang yang relatif lebih besar, dan mungkin juga merupakan hewan biped yang pertama. Seperti kebanyakan archosaurus, Euparkeria memiliki deretan lempeng pada punggungnya dan tulang punggung dan ekor yang ringan. Euparkeria memiliki cakar pada ibu jarinya yang tajam yang mungkin digunakannya untuk mempertahankan diri.
8. Eoraptor, Dinosaurus Pertama

Dinosaurus yang bernama lengkap Eoraptor lunensis ("Perampok fajar dari Lembah Bulan" atau "Perampok pada masa awal"; eos, "pagi" atau "fajar" - raptor, "perampok" atau "pencuri" - lunensis "bulan"), merupakan dinosaurus paling awal yang muncul di bumi. Eoraptor adalah dinosaurus Theropod tahap awal yang hidup pada pertengahan periode Triassik, sekitar 231,4 juta tahun yang lalu, di wilayah sebelah Barat Laut Argentina. Dinamakan "Perampok fajar dari Lembah Bulan", dikarenakan Eoraptor ditemukan di suatu wilayah di Argentina yang disebut Valley of The Moon, atau Lembah Bulan.



Eoraptor memiliki tubuh yang ringan, dengan panjang kira-kira 1 meter (3 kaki), dan berat 3,5-10 kg. Ukuran kaki depannya merupakan ukuran setengah dari kaki belakangnya. Masing-masing kaki belakangnya memiliki lima jari, sedangkan kaki depannya memiliki tiga jari.
9. Archaeopteryx, Burung Pertama
Archaeopteryx (artinya "sayap purba" ; archaeo, "purba" atau "kuno"-pteryx, "sayap" atau "bulu"), hidup pada akhir periode Jurassik (150,8-148,5 juta tahun yang lalu) di Jerman Selatan, yang dahulunya daerah tersebut berupa kepulauan dan pulau di laut tropis yang dangkal dan hangat, selain itu Eropa pada saat itu lebih dekat dengan garis khatulistiwa, tidak seperti sekarang. Archaeopteryx memiliki kemiripan dengan burung murai Eropa, dan berukuran kurang lebih seukuran burung gagak, sekitar 0,5 meter (1,6 kaki) panjangnya. Meskipun ukarannya kecil, ia memiliki sayap yang lebar, selain itu juga memiliki kemampuan meluncur. Archaeopteryx juga memiliki kemiripan dengan dinosaurus theropod, dibandingkan dengan burung modern. Secara khusus, Archaeopteryx memiliki kemiripan dengan deinonychus, salah satu dinosaurus dromaeosaurids ; rahang yang tumpul dan relatif panjang, memiliki gigi yang tajam, tiga jari pada sayapnya yang memiliki cakar, dan juga ekor yang kaku.


Fosil Archaeopteryx yang ditemukan di Jerman terawetkan dengan baik, sehingga bulu-bulu yang menempel pada tubuhnya juga terlihat. Selain itu, karena bulu-bulu tersebut adalah bentuk bulu lanjutan yang belum bisa digunakan untuk terbang, ada fosil-fosil membuktikan bahwa evolusi bulu mulai terjadi setelah akhir periode Jurassik. Fosil tersebut ditemukan dua tahun setelah Charles Darwin, seorang peneliti yang mengemukakan teori evolusi, membuat buku "The Origin of Spesies" (Asal-usul spesies), yaitu pada tahun 1861.

Berat tubuh Archaeopteryx diperkirakan 0,8-1 kg (1,8-2,2 lb). Archaeopteryx memiliki bulu, meskipun sedikit, dan memiliki struktur yang mirip dengan burung modern. Namun, meskipun memiliki banyak kemiripan dengan burung modern, secara karateristik, Archaepteryx memiliki banyak kemiripan dan sifat seperti dinosaurus Theropod. Tidak seperti burung lainnya, Archeopteryx memiliki gigi pada paruhnya dan memiliki ekor yang bertulang. Karena itulah, Archaepteryx dianggap sebagai mata rantai dari dinosaurus dan burung.
10. Confuciusornis, Burung Pertama Yang Memiliki Paruh Sejati
Confuciusornis ("Burung bijak", dalam bahasa Yunani, ornis, "burung" dan Confusius merupakan peralihan dalam bahasa Cina dari kata "Sheng Xian", yang berarti "bijak"), merupakan genus burung primitif yang berukuran sebesar burung gagak, Confuciusornis hidup pada awal periode Cretaceous (125-120 juta tahun yang lalu) dan fosilnya ditemukan di Formasi batuan Jiufotang di Cina. Tidak sepeti Archaepteryx dan sama seperti burung modern saat ini, Confuciusornis memiliki paruh yang tidak memiliki gigi, namun berkerabat dengan Hesperornis dan Ichthyornis yang memiliki gigi, yang menunjukkan hilangnya gigi pada burung primitif terjadi saat dan setelah Confuciusornis muncul. Mereka adalah burung tertua yang diketahui yang memiliki paruh sejati atau tanpa gigi. Selain di Formasi Jiufotang, Confuciusornis merupakan hewan vertebrata yang paling banyak fosilnya ditemukan di Formasi batuan Yixian di Cina dan sampai saat ini sudah ada ratusan fosil Confuciusornis dan semuanya lengkap.


Confuciusornis kira-kira berukuran sebesar burung merpati modern, dengan lebar sayap 0,7 meter (2,3 kaki) dan berat badan berkisar antara di bawah 0,2-1,5 kg.


Dalam penampilannya, bulu-bulu terbang Confuciusornis memiliki penampilan yang sangat mirip dengan bulu-bulu terbang pada burung-burung modern saat ini. Bulu sayap utama pada Confuciusornis beratnya 20,7 gr dengan panjang 0,5 meter. Confuciusornis memiliki sayap yang berbeda dengan burung modern lainnya, sayapnya berukuran sempit dan panjang.
11. Kuehneotherium dan Megazostrodon, Mamalia Pertama
Model Megazostrodon di Natural History Museum, London
Kuehneotherium merupakan symmetrodont atau hewan mamalia yang hidup pada masa dinosaurus, yang hidup di Greenland, Perancis, dan Luksemburg pada akhir periode Triassik hingga awal periode Jurassik. Fosil Kuehneotherium ditemukan berupa sembilan buah gigi dan empat tulang rahang.

Megazostrodon adalah mamaliaformes atau mamalia purba yang telah punah, kemungkinan merupakan mamalia yang pertama kali muncul di bumi. Catatan fosil Megazostrodon memperlihatkan bahwa mereka hidup pada waktu yang sama dengan Kuehneotherium, yaitu sekitar 220-200 juta tahun yang lalu. Sekalipun merupakan kelompok dari mamalia, Megazostrodon memiliki karateristik dan perilaku yang agak berbeda dengan mamalia modern. Kemungkinan, mereka adalah keturunan dari spesies reptilia seperti mamalia, misalnya Cynodont.

Megazostrodon memiliki tubuh kecil dan berambut, dengan panjang tubuh sekitar 10 hingga 12 centimeter (4 sampai 5 inci) yang mungkin mereka hidup dengan memakan serangga atau hewan bertubuh kecil lainnya. Untuk seekor mamalia, Megazostrodon memiliki otak yang besar dan mereka adalah hewan nocturnal atau hewan yang beraktifitas pada malam hari. Kemungkinan juga, Megazostrodon juga berkerabat dengan Cynodont. Mereka mungkin menghindari pertarungan dengan reptilia yang berukuran sama dan juga mungkin menjadi makanan beberapa jenis dinosaurus.

Fosil Megazostrodon ditemukan di Afrika Selatan, tepatnya di wilayah Lesotho pada tahun 1966 oleh Lone Rudner. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar