"Selamat Datang Di Blogku..."

Minggu, 04 Maret 2012

Kongamato, Pterodactyl Dari Afrika

Jika anda melihat gambar di atas, pasti anda akan langsung mengenalinya. Yap...!!! Inilah Pterosaurus atau Pterodactyl, salah satu makhluk prasejarah yang hidup se-jaman dengan dinosaurus. Mereka kemungkinan sudah punah 65 juta tahun yang lalu, sama dengan dinosaurus. Kenapa saya mengatakan "kemungkinan", bukankah Pterodactyl sudah pasti punah 65 juta tahun yang lalu? Bisa jadi tidak.

Pada artikel saya yang satu ini, saya akan menceritakan legenda Kongamato, 'pterodactyl' dari Afrika. Langsung saja ya...

Pada tahun 1923, seorang petualang bernama Frank H. Melland, sedang mengadakan suatu ekspedisi di Zambia. Ekspedisi ini bertujuan untuk mempelajari makhluk-makhluk apa yang hidup di sana, karena di Zambia, hanya sedikit manusia yang menjamak di sana. 

Pada ekspedisi tersebut, Melland bertemu dengan penduduk sekitar, yang menceritakan kepadanya tentang makhluk reptilia terbang raksasa. Mereka menyebut makhluk ini sebagai Kongamato, dalam bahasa suku tersebut berarti "Pembalik Kano". Kongamato, menurut penduduk sekitar, dikatakan hidup dan menjamak di daerah rawa-rawa Jiundi di daerah Mwinilunga di Zambia bagian Barat, dekat perbatasan antara Kongo dan Angola. Para penduduk sekitar mengatakan bahwa, Kongamato, tidak memiliki bulu, dengan sepasang sayap dengan lebar kira-kira 4 kaki sampai 7 kaki, dan memiliki gigi pada paruhnya.
Ilustrasi Tentang Kongamato
Melland heran dengan karateristik Kongamato yang diceritakan oleh penduduk sekitar. Sebelumnya, Melland berpikir bahwa sosok sebenarnya Kongamato adalah burung raksasa. Tetapi, setelah penduduk sekitar mengatakan bahwa Kongamato memiliki gigi di paruhnya, Melland harus berpikir lebih dari dua kali. Makhluk apakah sebenarnya Kongamato?

Kemudian, Melland menunjukkan gambar Pterosaurus kepada penduduk rawa Juindi, mereka semua sepakat bahwa gambar tersebut adalah gambar Kongamato.

Pada tahun 1925, seorang koresponden sebuah surat kabar terkemuka di Inggris, G. Ward Harg, mengunjungi Rhodesia. Dia melaporkan tentang sebuah kisah dari seorang pegawai sipil yang menceritakan tentang seorang pria yang masuk ke rawa di Rhodesia, yang dikenal dengan tempat yang sangat berbahaya.

Ketika kembali, pria tersebut menjelang kematian. Dia mengalami luka besar di bagian dada. Ia mengatakan bahwa seekor burung besar yang aneh menyerangnya. Setelah pegawai sipil tersebut menunnjukkan gambar Pterosaurus kepada pria tersebut, pria tersebut menjerit, merasa ketakutan.

Para skeptis menduga bahwa cerita tentang Kongamato ini berasal dari imajinasi para penduduk rawa-rawa Juindi yang direkrut untuk bekerja di penggalian arkeologis di mana fosil Pterosaurus ditemukan di Tendagaru, Tanzania, sebelum perang dunia II.

Mungkin penampakan paling mencolok tentang Kongamato tidak terjadi pada para penduduk rawa Juindi, melainkan dari penjelajah kulit putih dari British Museum.

Pada tahun 1932, Percy Sladen dan timnya pergi ke Afrika Barat. Yang bertanggung jawab atas tim itu, Ivan T Sanderson, seorang cryptozoologist terkenal. Ketika sampai di Pegunungan Assumbo di Kamerun, mereka berkemah di dekat sungai sambil mencari makanan di sungai tersebut. Mereka berburu di dekat sungai, ketika Sanderson berhasil menembak seekor kelelawar pemakan buah. Setelah jatuh, Sanderson menghampiri kelelawar tersebut untuk mengambilnya, ketika ada burung raksasa dengan penuh gigi di paruhnya menyerangnya.

Menurut teman-temannya, ada sesuatu seperti elang yang menyerang Sanderson. Makhluk tersebut dikatakan memiliki warna kulit hitam dan rahangnya terbuka, juga terlihat gigi-gigi tajam berwarna putih yang jarang-jarang. Ketika Sanderson sudah bangkit, makhluk tersebut sudah pergi.


Jika mungkin makhluk yang menyerang Sanderson hanyalah seekor kelelawar yang dia dan teman-temannya tembak, mungkin agak meragukan. Alasan pertama bahwa yang menyerang Sanderson bukanlah kelelawar buah yaitu kelelawar buah tidak menyerang manusia. Alasan kedua bahwa kelelawar buah berwarna kecoklatan atau kekuningan, tetapi Sanderson dan teman-temannya menggambarkan makhluk itu berwarna hitam gelap. Bahkan, Ivan T Sanderson, seorang ahli cryptozoologist terkenal yang dihormati tidak mengenal makhluk yang menyerangnya tersebut.
 

Pada tahun 1956 di Zambia di sepanjang sungai Luapula, Ir JPF Brown mengemudi kembali ke Salisbury dari kunjungannya ke Kasenga di Zaire. Dia berhenti di lokasi yang disebut Fort Rosebery, Danau Bangweulu, untuk istirahat. Saat itu sekitar 6:00 waktu setempat, dia melihat dua makhluk terbang perlahan-lahan. Dia mengamati bahwa mereka memiliki karateristik seperti hewan prasejarah. Dia menggambar dua makhluk tersebut memiliki lebar sayapnya sekitar 3-3,5 kaki, ekor tipis panjang, dan kepala ramping, yang disamakan dengan sebuah moncong memanjang. Salah satu dari mereka membuka mulut di mana ia melihat sejumlah besar gigi runcing. Pribumi dari suku Awemba mengatakan bahwa makhluk itu menyerang manusia. Mereka tinggal dalam gua-gua di tebing dekat sumber Sungai Zambezi.

Makhluk apakah sebenarnya Kongamato? Sampai sekarang belum ada jawaban dan akan tetap menjadi misteri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar